Senin, 20 Januari 2014

Optimalisasi Kinerja Sarbagita melalui Sistem Parkir dan Tiket Penjemputan



APLIKASI KONSEP SOCIAL IMAGINATION
(Optimalisasi Kinerja Sarbagita melalui Sistem Parkir dan Tiket Penjemputan)
TUGAS TEORI SOSIOLOGI MODERN


OLEH
1.     ARNI DARMAYANTI           (1221005001)
2.     M. ZAINAL ARIFIN               (1221005006)
3.     NI KADEK TRISNA S.          (1221005012)
4.     RENAIS RAMBU H. D.                   (1221005019)
5.     NASARIUS JULIUS T.          (1221005030)




1.      PERMASALHAN YANG DITEMUI
Pemanfaatan trasn sarbagita tidak sesuai dengan apa yang telah ditujukan sejak sarbagita pertama kali dijadikan sebagai pemecah masalah dari kemacetan di kota Denpasar, itu semua terjadi karena tidak adanya dukungan dari masyarakat. Kemacetanpun masih terjadi di pusat kota yang sudah menjadi budaya bagi kota Denpasar, walaupun adanya sarbagita masyarakat masih banyak yang menggunakan kendaraan pribadi yang memadati kota. Sarbagita tidak dilihat sebagai pemecah masalah kemacetan akan tetapi menambah kemacetan yang terjadi karena sarbagita berjalan tanpa henti dan dengan tidak ada penumpang. Itu semua mengakibatkan polusi dan pemborosan dari pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah Bali.
Sosialisasi tentang sarbagita juga sangat kurang yang mengakibatkan banyak masyarakat yang masih tidak mengetahui tentang sarbagita. Tempat halte dari sarbagitapun hanya ada di pusat kota dan pinggiran jalan saja, sedangkan untuk menempuh jarak ke halte sarbagita kadang-kadang penumpang banyak yang mengeluh karena jauh, ada juga penumpang yang diantar kerabatnya ke halte sarbagita, itu adalah contoh masyarakat yang peduli akan kemacetan yang terjadi, akan tetapi kalau masyarakat yang acuh akan masalah tersebut akan lebih memilih naik kendaraan pribadi dari pada berjalan jauh ke halte atau diantar kerabatnya yang ujung-ujungnya berkendara juga menggunakan kendaraan pribadi.

2.      LATAR BELAKANG
Provinsi Bali merupakan pusat pariwisata yang utama di Indonesia, dengan reputasi yang dikenal luas di dunia, Provinsi Bali menjadi tujuan utama  bagi para wisatawan baik domestik maupun luar negeri. Kondisi yang demikian berdampak pada terjadinya peningkatan intensitas kegiatan dan pergerakan manusia secara signifikan khususnya kota Denpasar, Badung, dan Gianyar. Denpasar merupakan ibu kota provinsi Bali.
Semakin meningkatnya intensitas kegiatan ekonomi dan pergerakan manusia berdampak pada permasalahan trnsportasi di tiga kawasan tersebut khususnya permasalahan kepadatan dan kemacetan lalu lintas. Penyebab kemacetan dan kepadatan lalu lintas di Kota Denpasar dan sekitarnya. Salah satu kebijakan untuk mengatasi permasalahan di atas tersebut adalah penyediaan transportasi publik yaitu Bus Trans SARBAGITA (Denpasar,Badung,Gianyar,Tabanan). Bus trans SARBAGITA  merupakan sistem yang mengadopsi sistem Bus Way,  yang dimana  busway  merupakan sistem bus cepat atau rapid transit yang dilengkapi dengan fasilitas halte dan lajur khusus, sementara Bus Trans SARBAGITA merupakan moda angkutan umum yang mencakup trayek lintas kota/Kabupaten dan trayek dalam kota/kabupaten. Namun sejak awal beroprasi Bus Trans SARBAGITA ini sepertinya kurang mendapatkan respon yang baik dari masyarakat yang menggunakan fasilitas bus trans sarbagita tersebut. Salah satu faktor penyebab terjadinya hal tersebut adalah tidak adanya fasilitas untuk pengguna kendaraan bermotor untuk memarkir kendaraan pribadi mereka. Dalam hal lain mereka ingin menggunakan angkutan umum tersebut. Dan selain dari hal tersebut juga tidak adanya tempat pembelian tiket penjemputan yang tetap untuk penumpang. Selain kedua faktor tersebut belum juga ada karakteristik yang terlihat dari penggunaan Bus Trans SARBAGITA. Karena itulah perlu diadakan sebuah kajian untuk mengevaluasi kinerja Bus Trans SARBAGITA, fasilitas tempat parkir untuk pengguna kendaraan pribadi, yang akan menggunakan Bus Trans SARBAGITA dan tiket untuk penjemputan yang tetap belum tersedia. Maka atas dasar latar belakang permasalahan itulah kami memiliki judul tugas “Optimalisasi Kinerja Sarbagita melalui Sistem Parkir dan Tiket Penjemputan”

3.      URGENSI ATAU PENTINGNYA MASLAH
Bus trans Sarbagita di Bali disediakan oleh pemerintah Bali sebagai angkutan umum untuk mengurangi kurva kemacetan yang semakin meningkat. Namun dalam kenyataannya bus Trans Sarbagita belum bekerja secara efektif dikarenakan pengoperasian bus tersebut yang belum optimal. Jam kedatangan di halte bus yag kadang telat sehingga kebanyakan orang enggan untuk menggunakan jasa angkutan tersebut. Orang lebih memilih untuk membawa kendaraan pribadi ketimbang menunggu di halte.
Melihat dari keadaan yang demikian, kami ingin membuat suatu sistem yang mungkin jauh lebih memudahkan masyarakat dalam pemanfaatan jasa angkutan tersebut, yakni sistem penyediaan lahan parkir dan sistem tiket penjemputan. Dengan adanya sistem tersebut kami berharap terjadinya efektifitas kinerja dari bus trans Sarbagita. Dengan sistem tersebut juga dapat menarik daya tarik dari penumpang untuk terus menggunakan jasa angkutan Trans Sarbagita jika sudah difasilitasi dengan adanya sistem tersebut. Kami juga berharap agar dengan dibentuk dan diberlakukan sistemi itu kurva kemacetan di Bali dapat sedikit ditekan.

4.      LANGKAH YANG DILAKUKAN UNTUK MENGATASI MASALAH
Masalah tentang pemanfaatan sarbagita yang tidak dilakukan secara optimal dapat minimalisir dengan adanya kesadaran yang dimiliki oleh masyarakat tentang pentingnya mengatasi kemacetan yang sudah membudaya untuk kepentingan bersama. Dengan kesadaran yang dimiliki tersebut tidak dapat tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya pembeitahuan oleh pemerintah daerah setempat yang dapat dilakukan lewat televise yaitu Bali Tv, radio dan penguuman berupa selebaran kertas yang ditempel di tempat public maupun sekolah-sekolah. Serelah masyarakat tahu kan hal tersebut, ,maka masyarakat akan lebih mengerti akan pentingnya kebijakan pemerintah daerah mengeluarkan sarbagita sebagai pemecah masalah kemacetan.
Menciptakan Bali yang terhidar dari kemacetan di kota-kota besar di Bali juga dapat dilakukan dengan membuat lahan parkir di daerah dekat halte sarbagita, agar supaya pengguna kendaraan pribadi parkir di tempat tersebut dan berjalan kaki ke halte dan lansung naik Bus dengan menunggu paling lama sekitar 5 menit. Dengan adanya lahan parkir tersebut mampu mendorong minat penumpang agar lebih berminat menggunakan sarbagita dan meninggalkan kebiasaan buruk memakai kendaraan pribadi.
Langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan kurang efektifnya kinerja SARBAGITA adalah dengan memperbaiki kinerja internal SARBAGITA yaitu waktu keberangkatan yang disebut sangat lama dan menggunakan “sistem parkir dan tiket penjemputan”. Dimana kerja sistem tersebut adalah dengan jalan pemerintah membangun tempat parkir yang layak di dekat setiap halte sebagai tempat parkir setiap masyarakat yang ingin menggunakan SARBGITA.
Kemudian mereka akan mendapatkan tiket yang merupakan tiket untuk parkir sekaligus tiket untuk menaiki SARBAGITA. Sehingga dengan adanya sistem seperti itu secara tidak langsung akan mengurangi volume kendaraan yang menjadi persoalan pokok kemacetan dan juga akan terbentuk sebuah keefektifan sistem penggunaan layanan. Jadi urutan penggunaan sistem ini adalah :
1.      Pengguna memarkir kendaraannya di tempat parkir yang sudah disediaakan.
2.      Pengguna akan mendapatkan tiket parkir dan tiket untuk menaiki SARBAGITA dan tarifnya disesuaikan dengan jenis kendaraan yang diparkir dan status pengguna (Umum/pelajar)
3.      Setelah mendapatkan tiket calon penumpang menuju halted an menunggu SARBAGITA datang dengan jangka waktu keterlambatan sekitar 5 menit.


5.      PARTISIPATORI RESOURCES YANG DIKEMBANGKAN.
Partisipasi merupakan suatu kerjasama atau ikut mengambil bagian dalam menjalan sesuatu usaha untuk kepentingan bersama, dimana dalam hal ini tidak hanya pemerintah saja yang ikut campur dalam berperang mengurangi kemacetan akan tetapi masyarakat juga sangat berperan penting dalam hal tersebut.
Dalam masalah ini Participatory resources yang kami kembangkan adalah memberdayakan masyarakat agar menggunakan TRANSARBAGITA yang ada sehingga dapat mengurangi kemacetan yang ada dan juga melakukan sosialisasi di masyarakat tentang tentang penggunaan SARBAGITA.kami juga mengembangkan system parkir yang dimana masyarakat yang ingin menggunakan sarbagita arus memarkirkan mobilnya dilahan yang telah disiapkan,sehingga masyarakat dapat menggunakan sarbagita sesuai dengan fungsinya.


6.      TANGGAPAN YANG ADA DALAM MASYARAKAT
Menurut sebagian masyarakat untuk keadaan bus nya sendiri cukup baik, bersih dan nyaman, dan tarif yg dikenakan nya pun terbilang cukup murah ya. Andaikata kalau menggunakan kendaraan pribadi menghabiskan uang sebesar Rp 20.000 untuk pulang perginya yaitu seandainya dari bukit ke Denpasar karena urusan perkuliahan, maka akan lebih ekonomis apabila menggunakan sarbagita yang hanya Rp 2.500 untuk pelajar dan mahasiswa dan Rp 3.000 untuk umum. Akan tetapi sarbagita juga tidak semata-mata menguntungkan bagi penumpangnya karena pemberhentian bus yang sangat kurang dari perhatian dan ketidak bersihan haltenya. Jam tiba bus juga sangat lama mengakibatkan penumpang harus menunggu sampai berjam-jam yang sakan membuat sebagian orang merasa       sangat  dirugikan         dalam  hal       waktu.

Bus transarbagita memang katanya bisa membantu mengurangi kemacetan, akan tetapi dalam kenyataannya kan tidak. Sarbagita hanya membantu sebagian penumpang untuk lebih nyaman dalam berkendara, tinggal duduk santé , dengan AC dan nyampai ke tujuan. Sarbagita juga membantu mahasiswa teutama yang saya lihat mahasiswa UNUD yang kadang-kadang kos di denpasar tetapi kulyahnya di bukit ataupun sebaliknya untuk ke kampusnya.
Menurut saya, pemerintahan Bali harus mengeluarkan suatu undang-undang dimana yang berkaitan dengan tidak dibolehkannya menggunakan mobil dengan penumpang yang kosong, mobil seharusnya diisi minimal 4 orang. Tidak boleh hanya supirnya saja. Kalau perlu setiap hari lakukan razia di titik-titik tertentu untuk menegakkan hal tersebut. Karena walaupun beribu bus dikeluarkkan pemerintah akan tetapi masih saja kendaraan pribadi memadati kota denpasar, itu semua tidak ada gunanya, hanya akan menambah kemacatan yang disebabkan bus besar (sarbagita) tersebut. Langkah yang lain menurut saya adalah dengan dibuatnya jalur bus tersendiri, karena sebagian orang mikir-mikir dulu kalau mau menggunakan sarbagita, karena katanya nyampainya lama. Perjalanan yang 1 jam bisa menjadi 1.5 jam, malahan sampai 2 jam.
Pembuatan jalan untuk bus itu bisa dilakukan dijalan tol yang sekarang, kan jalan tolnya tidak ada fungsinya, sebagian besar masyarakarakat juga tidak menggunkan jalan tol. Kemacetan juga masih kan. Seharusnya jalan tol itu sebagai jalan untuk sarbagita. Kalu sarbagita berjalan dengan lancar dan tidak lama maupun datangnya cepat menurut waktu yang telah ditentukan, saya yakin kalau kemacetan akan terlewatkan. Karena menguntungkan sekali menggunakan sarbagita. Baik itu dari masalah pelayanan maupu dari segi ekonominya.
Terimakasi pak sebelumnya, saya disisi bersama teman-teman saya yang lain berencana dalam mengoptimalisasi kinerja sarbagita akan melakukan sistem parker dan lansung jalan. Maksudnya, akan dibuatkan lahan parker yang dekat dengan halte sarbagita yang akan digunakan oleh masyarakat untuk parkir kendaraannya dan berjalan ke halte.

7.      KESIMPULAN DAN SARAN
a.      Kesimpulan
Sarbagita merupakan suatu kebijakan pemerintah daerah Bali yang dikeluarkan atau beroprasi untuk mencegah kemacetan yang terjadi di kota-kota besar di Bali, akan tetapi dalam pemanfaatannya sarbagita tidak menjalankan fungsinya secara optimal, karena kehadiran sarbagita tidak diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di Bali dan juga sarbagita tidak menjalankan fungsinya sebagai pemudah penumpang untuk pergi ke tempat tujuannya karena akses sarbagita yang hanya diketahui oleh sebagian masyarakat yang ada di kota dan sarbagita yang lalai menjemput penumpangnya sehingga banyak penumpang yang mengeluh. Oleh karena itu untuk memanfaatkan sarbagita secara optimal maka dilakukan banyak langkah dan solusi yang ditawarkan oleh masyarakat maupun oleh kelompok kami, yang diantaranya yaitu pembuatan lahan parkir untuk kendaraan pribadi di dekat halte sarbagita.
b.      Saran
Saran yang dapat kelompok kami tawarkan yaitu kami dapatkan dari suara masyarakat yaitu perlu adanya sosialisasi yang lebih memantapkan pengetahuan masyarakan akan keberadaan sarbagita dan kelalaian yang selama ini terjadi oleh pengelola sarbagita tersebut mampu dipecahkan agar tidak membuat penumpang menjadi kecapean dalam menunggu sarbagita. Kebersihan halte sarbagita juga harus tetap terjaga dengan baik sehingga pemandangan pusat kota terlihat indah, yang lebih pentingnya lagi keluhan yang ada pada masyarakat dan saran dari masyarakat dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang terkait dan mengenai Optimalisasi Kinerja Sarbagita melalui Sistem Parkir dan Tiket Penjemputan adalah solusi yang paling tepat untuk mencegah kemacetan yang terjadi karena sarbagita dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan lancar.

8.      DESKRIPSI HASIL WAWANCARA.
a.      Narasumber pertama
Nama               : Rahaditya Putra
Umur               : 21 Tahun
Alamat                        : Jakarta
1.                  Bagaimana penilaian atau tanggapan anda tentang trans sarbagita?
jawaban: Menurut saya utk keadaan bus nya sendiri cukup baik, bersih dan nyaman. Dan tarif yg dikenakan nya pun terbilang cukup murah ya. Andaikata saya dari bukit ke dps karena urusan perkuliahan, naik motor saya menghabiskan 10rb utk bukit-dps-bukit. Apalagi ketika saya memakai mobil saya. Sedangkan utk naik trans sarbagita hanya 5rb. Itu makanya sesekali saya menggunakan trans sarbagita. Hemat uang, hemat energi tenaga, karena saya tidak perlu menyetir kendaraan pribadi saya.
2.                  Adakah keluhan yang menyangkut hal trans sarbagita?
jawaban: Yang saya keluhkan itu keberadaan pemberhentian bis nya yg sangat kurang perhatian oleh pengelola nya dapat dilihat dari ketidakbersihannya halte dan kelayakannya. Dan saya juga mengeluh karena jam tiba bus nya yang sangat lama, mungkin karena jumlah armada bus nya masih terbatas ya.
3.                  Apa harapan anda ke depan nya untuk trans sarbagita?
jawaban: Harapan nya ya supaya bisa diperbanyaklah armada trans sarbagita nya, supaya penumpang tidak menunggu terlalu lama. Dan juga supaya halte nya lebih diperhatikan kebersihan dan kelayakannya agar para penumpang yg menunggu merasa nyaman.

b.      Narasumber ke 2
Nama               : Awat
Alamat                        : Jln Serma Made Pil Gang III No 1 Sanglah Utara Denpasar Barat
Umur               : 50 Tahun
Pekerjaan         : Ketua Rt
Hasil wawancara
1.      Bagaimana pendapat bapak tentang adanya bus trans sarbagita?
Jawaban: Bus transarbagita memang dapat katanya bisa membantu mengurangi kemacetan, akan tetapi dalam kenyataannya kan tidak. Sarbagita hanya membantu sebagian penumpang untuk lebih nyaman dalam berkendara, tinggal duduk santé , dengan AC dan nyampai ke tujuan. Sarbagita juga membantu mahasiswa teutama yang saya lihat mahasiswa UNUD yang kadang-kadang kos di denpasar tetapi kulyahnya di bukit ataupun sebaliknya untuk ke kampusnya.
2.      Kan tadi bapak bilang sarbagita tidak menurangi kemacetan sebgaimana tujuan awal sarbagita di bentuk, terus apakebijakan pemerintah provinsi Bali dalam megoptimalisasi kinerja dari sarbagita?
Jawaban: Menurut saya, pemerintahan Bali harus mengeluarkan suatu undang-undang dimana yang berkaitan dengan tidak dibolehkannya menggunakan mobil dengan penumpang yang kosong, mobil seharusnya diisi minimal 4 orang. Tidak boleh hanya supirnya saja. Kalau perlu setiap hari lakukan razia di titik-titik tertentu untuk menegakkan hal tersebut. Karena walaupun beribu bus dikeluarkkan pemerintah akan tetapi masih saja kendaraan pribadi memadati kota denpasar, itu semua tidak ada gunanya, hanya akan menambah kemacatan yang disebabkan bus besar (sarbagita) tersebut. Langkah yang lain menurut saya adalah dengan dibuatnya jalur bus tersendiri, karena sebagian orang mikir-mikir dulu kalau mau menggunakan sarbagita, karena katanya nyampainya lama. Perjalanan yang 1 jam bisa menjadi 1.5 jam, malahan sampai 2 jam.
3.      Kalau seandainya dibuatkan jalan untuk bus, mau dibuat dimana pak. Soalnya di Bali kan sudah sangat padat penduduknya?
Jawaban: Pembuatan jalan untuk bus itu bisa dilakukan dijalan tol yang sekarang, kan jalan tolnya tidak ada fungsinya, sebagian besar masyarakarakat juga tidak menggunkan jalan tol. Kemacetan juga masih kan. Seharusnya jalan tol itu sebagai jalan untuk sarbagita. Kalu sarbagita berjalan dengan lancar dan tidak lama maupun datangnya cepat menurut waktu yang telah ditentukan, saya yakin kalau kemacetan akan terlewatkan. Karena menguntungkan sekali menggunakan sarbagita. Baik itu dari masalah pelayanan maupu dari segi ekonominya.
4.      Terimakasi pak sebelumnya, saya disisi bersama teman-teman saya yang lain berencana dalam mengoptimalisasi kinerja sarbagita akan melakukan sistem parker dan lansung jalan. Maksudnya, akan dibuatkan lahan parker yang dekat dengan halte sarbagita yang akan digunakan oleh masyarakat untuk parkir kendaraannya dan berjalan ke halted an kemudian naik bus sarbagita. Bagaimana menurut bapak?
Jawaban: Itu juga bagus, semoga saja bisa diperhatikan oleh pemerintah Bali. Dengan begitu bisa membantu masyarakat juga kan. Mengurangi kendaraan di jalan raya juga, otomatis akan mengurangi kemacetan yang terjadi, atau bahkan bisa dicegah.
Terimakasih bapak atas waktunya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar